Studi Kasus Komunikasi dalam Organisasi

 

PBB: Malaysia Berlebihan Hadapi Demonstrasi

VIVAnews – Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-bangsa menyatakan Malaysia telah menggunakan kekuatan berlebihan atas demonstrasi pada Sabtu 9 Juli 2011 lalu.

“Kami sangat prihatin atas kekerasan atas demonstrasi damai oleh Pemerintah Malaysia dan secara khusus kecewa melihat penggunaan kekuatan berlebihan oleh polisi atas demonstran damai di negeri demokrasi maju seperti Malaysia,” kata Rupert Colville, juru bicara Kantor Komisi Tinggi untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR), 12 Juli 2011.

“Sebagai anggota Dewan Hak Asasi Manusia, Malaysia telah berjanji untuk mempertahankan standar tertinggi dalam perlindungan hak asasi manusia,” kata Colville di Jenewa seperti dilansir laman PBB.

Berdasarkan laporan media, pemerintah Malaysia telah menggunakan gas air mata dan penembak air atas demonstrasi di Ibukota Kuala Lumpur. Satu orang meninggal dunia dan beberapa orang terluka dan 1.600 orang ditangkap.

“Ketika polisi menyatakan seluruh 1.600 orang demonstran yang ditahan telah dibebaskan, kami tetap prihatin mengenai pembalasan atas orang-orang ini, sebagaimana atas sejumlah orang yang memimpin demonstrasi, yang dilaporkan masih di tahanan,” kata Colville. “Orang-orang ini tidak seharusnya dihukum karena melakukan hak asasi mendasar mereka.”

OHCHR “tetap secara khusus prihatin atas penahanan enam orang di bawah Undang-undang Darurat dan meminta pembebasan segera.” Enam pemimpin politik itu telah ditahan sejak Juni menurut laporan media.

Penahanan ini, kata Colville, adalah “alarm” bagi orang-orang yang menyuarakan haknya untuk menyampaikan pendapat dan menggelar pertemuan damai. Colville secara khusus merujuk ancaman atas Ambiga Sreenevasan, seorang pemimpin Koalisi Pemilu Bersih dan Adil  atau dikenal sebagai koalisi “Bersih.”

“Tuduhan tidak pantas karena pengkhianatan dan penghasutan rasial dan agama oleh sejumlah tokoh, dalam konteks ancaman mati yang telah dibuat atas Ambiga Sreenevasan, jelas mengejutkan dan tidak kondusif untuk dialog politik yang sehat.”

Sumber :

• VIVAnews


*Rachmatika Irfani*

2 pemikiran pada “Studi Kasus Komunikasi dalam Organisasi

    • yang ini emang bukan format makalah tapi kalo yang di bagi jadi part 1 sampe part 5 itu sebenernya format makalah cuma kata dosennya di suruh di bagi pebulisannya, jadi biar beliau bacanya gak kebanyakan 🙂
      hehee tetep gak ngerti sama korea, cuma suka aja sama lagu nya sabrina yang ini hehee 😀

Tinggalkan Balasan ke Rachmatika Irfani Batalkan balasan